Rabu, 19 November 2008

BENCANA


Tubuhku bagaikan diguncang
Air mata telah membasahi pipiku
Ribuan orang terhempas oleh bencana
Ribuan orang tergeletak tak bernyawa

Banyak jeritan yang menyayat hati
Gempa dan tsunami telah mengambil segalanya
Hujan tangis telah membasahi Ibu Pertiwi
Membasahi alam semesta ini

Mengapa di tanah ku terjadi gempa bumi
Mengapa di tanah ku terjadi gelombang tsunami
Dan mengapa di tanahku terjadi bencana
Hanya Tuhanlah yang tahu

Mungkinkah Tuhan mulai bosan
Melihat tingkah laku kita
Yang selalu bangga akan dosa-dosa
Ataukah alam ini mulai enggan

Bersahabat dengan kita
Semoga dengan peristiwa seperti ini
Kita dapat mengambil hikmahnya

Selasa, 18 November 2008

BULAN DAN BINTANG


Di saat senja telah tiba
Di saat sang surya mulai tenggelam
Rembulan memancarkan cahaya
Diiringi bintang pula


Bulan, bintang kau pancarkan cahayamu
Sinari alamku dan duniaku
Lapar tak kau rasa

Untuk menyinari hatiku yang duka


Andai........................
Kubisa terbang ke angkasa

Ku kan buat seribu pujaan untukmu

Jasamu kan kukenang selalu
Ku kenang dihatiku dan sanubariku


Bulan, bintang
Kau tak kenal letih maupun lelah
Kau terus sinari alamku
Dengan cahaya redupmu
Penghias malam-malamku penghibur hatiku

Kamis, 13 November 2008

PAGI YANG CERAH


PAGI YANG CERAH

Garis kuning merekah Dan tiba-tiba pecah Lalu merambah celah-celah Daun-daun, bunga-bunga yang merekah
Dan mentari jadilah nur


Penerang jagad raya

Nyanyian burung bersahutan

Kokok ayam berdendang
Memecah hening suasana

Bisikan angin menusuk jiwa


Memaksakan semua tuk buka mata

Sungguh pagi yang indah nan cerah

Langit yang biru, terang terbentang

Bak kain surban tanpa noda dan kotoran
Masya Allah Tuhan yang Maha Kuasa

Demikian seru sekalian alam

TIKUS BERDASI

TIKUS BERDASI
Tebal
Hati yang kalut hanyut terangkut arus globalisasi
Mungkin ini pertanda hari yang merugi
Akankah kumeraih kesempatan ini
Entahlah....
sebab di sini tak memakai hati nurani
Karena raja tega telah beraksi
Lihat....
Mereka yang bingung dan stress
Demi sesuap nasi harus lari ke sana ke mari
Inilah hasil pengkhianatan
Pengangguran di mana-mana
Yang tersisa cuma derita
Tapi ingat itu takkan membawa berkah

perjuangan kehidupan

PERJUANGAN KEHIDUPAN

Hari ini tidak selalu malam
Tidak juga selalu siang
Begitu juga kehidupan

Tidaklah selalu indah
Di dalamnya ada banyak kerikil tajam
Yang siap menghancurkan kaki kita

Tapi...........
Dengan kesabaran, ketakwaan dan keikhlasan
Secercah cahaya akan muncul
Kerikil-kerikil tajam mudah untuk kita lalui
Ombak yang besarpun mudah untuk kita terjang

Berjuanglah wahai pemuda
Tunas harapan bangsa
Tuk gapai cita-cita bangsa
Di bumi persada

sebuah pengakuan

sebuah pengakuan

Menghening keramaian
Tersebar sepi,sunyi mendukung
Keputus-asaan, mengingat
Membayangkan neraka
Belum lupa apa yang telah engkau lakukan kemarin
Saat kuterobos jalan sesat penuh maksiat
Berpaling dari Mu, melupakan Mu
Hanya karena godaan keduniawian
Kini aku mengaku
Betapa bodohnya hambamu ini
Dihadapan segala kekuasaan Mu
Ya Rabbi.... Aku merasa
Tak punya arti lagi tuk jalani hidup
Selain mengharap ampunan Mu